Can-Macannan Kaddhuk, Barongsai Versi Madura
"Can Macanan Kaddhuk" begitulah biasanya orang-orang menyebutnya. Dalam makna harfiyah "Harimau Mainan dari karung".
Terbuat dari karung yang dijahit menyerupai badan harimau, dan bulunya menggunakan tali rafia yang dipotong kecil-kecil sekitar 15 cm dan dirobek-robek sehingga mirip seperti bulu. Untuk Kepalanya sendiri terbuat dari kayu dengan ornamen khas harimau.
Can-macanan Jaddhu' | Umar Fadil BLog |
Pelengkap tarian Barongsai adalah suara kembang api. Suara pukulan simbal, gong, dan gendang biasanya menyertai adegan semarak ini. Setiap gerakan singa, punya irama musik khusus. Musik mengikuti gerakan singa, suara drum mengikuti singa, sementara simbal dang gong mengikuti pemain gendang.
Lain di china, lain pula di Madura. Orang Madura juga memiliki barongsai namun dengan versi mereka sendiri. "Can Macanan Kaddhuk" begitulah biasanya orang-orang menyebutnya. Dalam makna harfiyah "Harimau Mainan dari karung".
Terbuat dari karung yang dijahit menyerupai badan harimau, dan bulunya menggunakan tali rafia yang dipotong kecil-kecil sekitar 15 cm dan dirobek-robek sehingga mirip seperti bulu. Untuk Kepalanya sendiri terbuat dari kayu dengan ornamen khas harimau.
Dalam penampilannya Can-Macanan Kaddhuk dimainkan oleh dua orang, satu jadi kepala dan kaki depan, sedangkan yang satunya lagi membungkuk menjadi punggung sekaligus kaki belakang.
Di sebagian tempat di Madura, can-macanan kaddhuk ini biasanya dimainkan ketika ada acara seperti Aretan Sapeh (Arisan Sapi). Namun sekarang ini can-macanan sudah banya dimainkan di berbagai acara di Madura, seperti kegiatan Pawai atau karnaval, haflatul imtihan dan banyak lagi yang lainnnya.
Entah siapa yang pertama kali menemukan can-macannan kaddhuk ini, dan entah berasal dari daerah mana can-macannan kaddhuk ini. Namun sudah selayaknya kita melestarikan budaya yang sudah mulai memudar ini.
2 komentar
Tapi pernah lihat sih waktu dulu berkunjung ke Madura, kalau ngga salah waktu karnaval 17-an.
Overall oke sih...
Dulunya hanya dipertunjukkan di acara-acara daerah saja, namun sekarang ini sudah banyak dipertunjukkan untuk umum.
Ya seperti pada karnaval 17-an gitu.
Btw terima kasih sudah mau mampir dan berkomentar.
Salam hanga.
Umar Fadil